07 Agustus 2008

Penetrasi rendah, pemodal lirik TV berbayar

JAKARTA: Penetrasi pasar industri televisi berbayar yang masih di bawah 2% membuat sejumlah pemodal berminat menanamkan dananya di sektor tersebut, termasuk PT Karyamegah Adijaya yang meluncurkan Aora yang memulai siaran perdana terbatas hari ini.

Karyamegah merupakan perusahaan yang mayoritas 95% sahamnya dimiliki oleh Ongki P Soemarno dan Rini Mariani Soemarno - mantan menteri perdagangan era pemerintahan Megawati Soekar- noputri - lewat PT Arono Internasional.

Ongki, yang juga direktur utama Karyamegah, yakin total dana sekitar Rp450 miliar yang akan diinvestasikan untuk Aora akan impas (break even point/BEP) dalam waktu lima hingga enam tahun mendatang.

Untuk tahap awal, Aora hanya akan mengudara di tujuh, kota yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Balikpapan, Medan, Makassar, dan Bali. TV berbayar itu akan menayangkan beragam pertandingan dalam Olimpiade Beijing yang dibuka hari ini, sebagai sajian perdananya.

"Pada akhir Januari 2009 atau awal Februari 2009, kami akan launch secara komersial. Saat itu, kami akan mengudara dengan di atas 50 channel [kanal]. Saat ini kami memiliki fasilitas 12 channel dan akan mengudara dengan 10 channel," katanya dalam acara peluncuran Paket Perdana Terbatas Olimpiade Beijing 2008, kemarin.

Ongki juga yakin target 50.000 pelanggan hingga akhir tahun ini dan 300.000 pelanggan pada tahun depan akan dapat dicapai.

Rini, yang menjabat sebagai komisaris utama Karyamegah, mengklaim pihaknya telah memasang perangkat penerima siar (decoder) kepada 750 pelanggan baru dari total 1.500 pelanggan yang menyatakan minatnya untuk berlangganan Aora.

Sebelum memutuskan untuk meluncurkan televisi berbayar, Rini mengaku pihaknya sempat berencana untuk terjun ke bisnis televisi swasta terestrial (free TV) di daerah karena pemberian izin untuk televisi swasta nasional baru sudah tertutup.

"Namun, kalau free TV itu kan bergantung pada iklan. Akibatnya, kualitas bisa terabaikan. Dengan televisi berbayar, kami bisa memberikan kualitas program yang bagus. Investasi peralatannya memang lebih besar dibandingkan dengan free TV," ujar Rini.

Izin siaran

Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Sasa Djuarsa Sendjaja, yang dihubungi terpisah, mengatakan penetrasi pasar industri televisi ber- bayar di Indonesia baru akan mencapai 1,8% pada tahun depan.

Hal tersebut membuat banyak pemodal tertarik untuk masuk ke sektor tersebut. Buktinya, jumlah permohonan izin penyiaran untuk televisi berbayar saat ini sudah mencapai 32 permohonan.

"Prospek ke industri ini sangat terbuka lebar, karena kalau dilihat dari jumlah pelanggannya, belum ada 1 juta pelanggan. Peluangnya juga besar karena regulasi penyiarannya tidak seketat televisi swasta," kata Sasa.

Penetrasi pasar televisi berbayar yang masih minim itulah yang membuat Karyamegah yakin Aora akan mampu menggaet pelanggan sesuai dengan target.

"Penetrasi di Indonesia masih rendah diban-dingkan dengan negara lain. Rumah yang memiliki televisi saja baru mencapai 33 juta rumah. Kendala infrastruktur, yakni sam-bungan listrik hingga ke daerah-daerah menjadi salah satu penye- babnya. Ke depan, dengan program peningkatan pasokan listrik, kondisi ini tentu akan berubah," jelas Ongki.

Sasa menambahkan permohonan izin siaran untuk televisi berbayar tidak hanya datang dari pemain baru di industri televisi. Pelaku usaha yang sudah menekuni bisnis televisi swasta juga tertarik untuk masuk ke bisnis tersebut.

Hingga saat ini, sebanyak 14 stasiun televisi telah memiliki izin proses penyiaran (IPP) dan delapan diantaranya sudah mulai tayang (on air), a.l. Indovision, Telkomvision, dan Astro.

"Saya yakin akan ada kenaikan [penetrasi pasar] dua kali lipat, apalagi kalau yang telah mengajukan permohonan ataupun yang telah memperoleh IPP sudah mulai on air," kata Sasa. (maria.benyamin@bisnis.co.id/yeni.simanjuntak@bisnis.co.id)

Oleh Maria Y. Benyamin & Yeni H. Simanjuntak Bisnis Indonesia

http://www.bisnis.com/servlet/page?_pageid=127&_dad=portal30&_schema=PORTAL30&vnw_lang_id=2&ptopik=A17&cdate=08-AUG-2008&inw_id=618394

Tidak ada komentar: