07 Agustus 2008

Nurul Arifin Kritik Artis Jadi Caleg

JAKARTA - Peta Pemilihan Legislatif 2009 mendatang bakal semakin marak dengan para bintang panggung hiburan. Para artis yang mencoba menjadi caleg (calon legislatif) itu tersebar di sejumlah partai. Mereka mengandalkan popularitas untuk menjadi anggota DPR di Senayan.

Kritik terhadap banjir artis itu datang dari kalangan artis sendiri. Nurul Arifin, bintang film yang juga politisi Golkar, mengkritik rekan-rekannya yang sekadar ikut-ikutan. Menurut dia, sebagian artis itu hanya mengandalkan popularitas untuk lolos. Nurul meragukan mereka memiliki kualitas sebagai seorang caleg yang sesungguhnya.

"Menjadi caleg itu memimpin, apakah artis sekarang siap maju sebagai pemimpin," kritik Nurul usai menjadi pembicara dalam sebuah diskusi di Jakarta kemarin (7/8).

Saat ini belasan selebriti digadang-gadang sejumlah parpol untuk maju sebagai caleg. Misalnya, Wulan Guritno dan Eko Patrio yang akan maju sebagai caleg Partai Amanat Nasional. PAN memang termasuk yang paling banyak mengandalkan artis untuk menggaet massa. Selain itu, Kristina maju dengan bendera Partai Persatuan Pembangunan, menggantikan suaminya, Al Amin Nasution.

Fenomena artis ramai-ramai ke dunia politik itu bukan hal baru. Pada Pemilu 2004, sejumlah artis juga sudah nyaleg. Bahkan, beberapa di antara mereka lolos ke Senayan, seperti Adji Massaid dan Angelina Sondakh yang lolos lewat Partai Demokrat. Juga Dede Yusuf yang kini menjadi Wagub Jabar, sebelumnya adalah anggota DPR dari PAN.

Nurul Arifin pun sudah maju pada 2004 lewat Partai Golkar. Dia maju menjadi caleg wilayah Purwakarta dan Karawang, Jabar. Tapi, dia gagal karena suaranya tak mencukupi.

Nurul mengatakan, kapasitas seorang caleg jauh berbeda dibandingkan dengan seorang artis. Seorang caleg diukur bagaimana dia menunjukkan kualitas diri mewakili konstituennya. Sementara artis hanya diukur berdasarkan popularitas yang dimiliki. "Sayang, saat ini popularitas artis dipolitisasi sebagai wujud kualitasnya," ujarnya.

Fenomena itu, lanjut Nurul, hanyalah bentuk promosi setiap parpol untuk menjaring suara. Beberapa parpol yang jor-joran mengajukan caleg artis saat ini, tampaknya, ingin menghemat modal mereka.

"Padahal, yang dibutuhkan saat ini adalah bagaimana artis itu mampu meng-empower dirinya," terangnya. (bay/tof) [ jawa pos Jum'at, 08 Agustus 2008 ]

Tidak ada komentar: