14 Juli 2008

KPI Dukung Penuh Hari Tanpa TV

kpigoid - Senin, 14 Juli 2008 :: Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat mendukung gerakan "Hari Tanpa TV" atau mematikan pesawat televisi selama satu hari penuh pada hari Minggu, 20 Juli 2008. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Ketua KPI Pusat, Fetty Fajriati, dalam jumpa pers yang diadakan oleh Koalisi Nasional Hari Tanpa TV di kantor KPAI, Senin (14/07).

Menurut Fetty, gerakan mematikan televisi selama satu hari penuh tentunya membuat para orang tua berinisiatif mencari alternatif hiburan yang baik dan berkualitas selain menonton televisi kepada anak-anaknya. "Adanya hiburan atau kegiatan lain membuat anak-anak berkesempatan memperoleh hal-hal yang kualitasnya lebih baik dari pada hanya menonton televisi terus menerus," katanya.

Saat ini, banyak program tayangan televisi yang kurang berpihak pada anak-anak meskipun tontonan tersebut untuk mereka. Padahal, kata Fetty, tayangan anak-anak haruslah berpihak kepada mereka bukan sebaliknya. "Anak-anak sering kali menjadi sasaran pesan yang tidak pantas dari pihak industri untuk mereka dan dengan adanya gerakan hari tanpa televisi ini diharapkan mampu memberikan pencerahan kepada pihak industri untuk lebih berpihak kepada publik khususnya anak-anak," tegasnya.

Sementara itu, Nina Armando dari Koalisi Nasional Hari Tanpa TV, mengutarakan bahwa hari tanpa TV tidak dimaksudkan untuk memusuhi TV melainkan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat agar menggunakan TV dengan bijak bagi anak-anak. Kegiatan ini juga untuk mengurangi ketergantungan anak pada TV.

Selain itu, lanjut Nina, kegiatan atau gerakan ini merupakan pernyataan keprihatinan masyarakat terhadap isi acara TV yang tidak sehat dan tidak aman untuk anak. Gerakan atau kegiatan ini juga merupakan bentuk pernyataan sikap masyarakat yang selama ini dianggap selalu menerima saja apa pun yang ditayangkan oleh stasiun TV. "Ini merupakan pesan bagi pihak industri untuk dapat mengembangkan tayangan TV-nya jadi lebih baik dan berkualitas," kata dia.

Nina juga menjabarkan penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Media Anak (YPMA) pada 2006 menunjukkan bahwa jumlah jam menonton pada anak-anak usia sekolah dasar berkisar 30-35 jam seminggu. Bahkan jumlah tersebut bertambah 10 jam untuk bermain video game. Jumlah tersebut terbilang besar untuk hiburan yang kurang sehat bagi anak dan remaja. Padahal, waktu menonton TV bagi anak-anak yang dianjurkan hanya 2 jam setiap harinya.

Dukungan untuk kegiatan ini juga mengalir dari anggota Komisi I DPR RI, Dedy Djamaluddin. Menurut Dedy yang ikut dalam acara tersebut, gerakan mematikan televisi ini mestinya diadakan tidak hanya sekali, minimal enam kali setahun. Jika kuantitasnya meningkat, masyarakat lambat laun akan sadar dan gerakan seperti ini akan lebih merata ke seluruh tanah air. "Kami mendukung penuh kegiatan hari tanpa televisi ini," tegasnya.

Sementara itu, di tempat yang sama, Ketua KPAI, Masnah Sari mengharapkan kaum industri pertelevisian di tanah air untuk memberikan yang baik dan berkualitas bagi anak-anak. Dirinya menegaskan, semua tayangan yang tidak mendidik yang ditayangkan merupakan salah satu bentuk pelanggaran hak pada anak-anak guna mendapatkan informasi atau tontonan yang baik. "Teramat banyak hak-hak anak yang dilanggar oleh pihak televisi seperti hak untuk tidur, bermain dan yang lainnya," jelasnya.

Menurut Masnah, selain acara-acara sinetron, film-film atau acara lainnya yang tidak baik buat anak, tayangan infotainment juga ditengarai menjadi salah satu acara yang tidak mendidik bagi anak-anak. "Anak-anak kita sekarang ini banyak mendapatkan ancaman yang membuat kualitas hidup mereka menurun," tegasnya. Red

Tidak ada komentar: