13 Juli 2008

Angel versus Kiki dalam Idola Cilik - Sekolah Mendukung, Beri Dispensasi


Anak-anak Indonesia kedatangan idola baru, yakni Angelica Martha Pieters alias Angel dan Rizky P. Egetan alias Kiki. Keduanya dinilai sebagai yang terbaik dari total 9.825 pendaftar acara Idola Cilik.
-------
Pentas Idola Cilik memang belum menentukan juaranya. Meski begitu, Angel dan Kiki pantas mendapatkan acungan jempol dan sudah layak disebut juara. Mereka telah melewati perjuangan panjang sejak akhir Januari lalu. Pemenang akan ditetapkan pada 19 Juli mendatang.

Idola Cilik berhasil menjaring 9.825 peserta di Surabaya, Bandung, dan Jakarta. Hasilnya, Malang, Blitar, Batam, Cimahi, Padang, Manado, dan Garut, masing-masing diwakili satu peserta. Jakarta dan Banten masing-masing empat peserta. Lalu, Surabaya dan Bandung masing-masing delapan peserta.

Ketika ditemui Jawa Pos di Mega Glodok Kemayoran pada Jumat (11/7) atau sehari menjelang final, Angel dan Kiki sedang serius berlatih. Keduanya bergantian naik panggung dan menyanyikan lagu-lagu yang akan dibawakan dalam acara yang sangat menentukan itu. "Capek banget!" teriak Angel sambil tiduran di deretan kursi di belakang panggung.

Angel mengatakan bahwa dirinya penuh perjuangan untuk bisa sampai babak final tersebut. Terlebih, dia sempat tersisih ketika jumlah kontestan dikurangi dari 24 menjadi 12 finalis. Namun, setelah itu, juri dan tim Idola Cilik sepakat memasukkan namanya sebagai satu di antara empat kontestan penerima wild card. Maka, dia kembali ke pentas sehingga jumlah finalis menjadi 16.

Angel sempat kecewa dan menangisi diri sendiri ketika tersisih. "Iya, sempat sedih dan putus asa. Sebenarnya sih nggak apa-apa, jadi diri sendiri saja. Buat aku, itu jalan terbaik yang Tuhan berikan," ucap gadis cilik kelahiran Jakarta, 15 Agustus 1997, tersebut berusaha membesarkan hati.

Apalagi, Angel merasa meluangkan banyak waktu, pikiran, dan tenaga sejak dibukanya pendaftaran ajang itu. "Yang aku korbankan adalah waktu, sekolah, jarang pergi ke gereja, dan lain-lain. Aku bekorban banget demi itu semua," papar putri Rika Satrina Pieters dan Patria Hano Pieters tersebut.

Hanya, lanjut dia, mengikuti Idola Cilik bukan berarti terpaksa. Sebaliknya, dia merasa sangat senang dan bahagia bisa berada di antara para kontestan lain. "Aku have fun menjalani itu semua. Jadi, nggak apa-apa. Menurut aku, (pengorbanan) tersebut merupakan yang terbaik," ujarnya.

Lagi pula, prestasi Angel di sekolah tidak terlalu terganggu. Siswi yang baru saja naik kelas 6 di SD Santa Theresia, Jakarta, itu mengaku tidak sering membolos. Sebab, setelah masuk 16 besar, kegiatan di Idola Cilik hanya berlangsung Sabtu dan Minggu. Kecuali pada babak penyisihan dulu, kegiatan berlangsung setiap hari sehingga dia izin tidak masuk sekolah.

Sebenarnya, hampir setiap minggu Angel menangis. Tangisan itu merupakan bentuk simpati terhadap teman-temannya yang tersingkir. "Sedih kehilangan teman. Tapi, aku nggak menangis yang sampai gimana gitu, menangis biasa saja," kata dia.

Sedikit berbeda dengan Kiki. Sejak babak penjurian, siswa kelas 2 SMP Negeri 7 Manado itu meminta izin kepada sekolah setiap Jumat dan Senin. Sebab, mulai Jumat, dia berangkat ke Jakarta dan baru pulang lagi ke Manado pada Senin. "Kebetulan, sekolah mendukung dan memberi dispensasi," tutur Vaita Rengku, ibu kandung Kiki.

Menjelang ujian kenaikan kelas beberapa waktu lalu, guru-gurunya bahkan memberikan les khusus. Hasilnya, Kiki bisa mengimbangi siswa lain dan naik kelas. Bahkan, dia menduduki ranking kelima.

Atas prestasi bisa masuk final, Kiki hanya dapat berkata senang dan bangga. Sebab, menurut dia, kontestan lain di belakangnya saja tidak bisa sampai final. "Senang banget bisa jadi idola," ucap peserta kelahiran Manado, 9 November 1995, tersebut.

Saat diwawancara, Kiki tampaknya sedang puasa bicara. Menurut dia, itu adalah salah satu cara untuk mengembalikan kualitas suara setelah berlatih vokal dan koreografi seharian. "Belum bisa banyak-banyak ngomong," imbuhnya lantas berlatih lagi. (Sugeng Sulaksono/nda), Jawa Pos Minggu, 13 Juli 2008

Tidak ada komentar: