19 Agustus 2009 |JAKARTA, KOMPAS.com — Keberadaan surat kabar di Indonesia diperkirakan mampu bertahan hingga 10-15 tahun ke depan karena beberapa keunggulannya dibanding media lain, seperti televisi, radio, ataupun online.
"Patut disyukuri tapi tidak boleh euforia karena ke depan tetap bisa rawan," ucap Hendrajit, anggota lembaga riset LP3ES, saat mempresentasikan hasil penelitian LP3ES terhadap masa depan surat kabar Indonesia dalam acara Jambore Pers Indonesia di Jakarta, Rabu (19/8).
Hendrajit menjelaskan, surat kabar memiliki keunggulan dibanding media lain, yaitu kedalaman berita serta kearsipan yang membuat masyarakat tetap tertarik.
Namun, dari hasil penelitian atas survei terhadap 2.971 responden pembaca surat kabar di 15 kota besar serta dengan penelitian wawancara diperoleh bahwa mayoritas surat kabar, khususnya di daerah, kurang memberikan informasi yang mendalam terhadap suatu peristiwa.
Temuan lain, ungkapnya, surat kabar daerah kurang mengangkat isu-isu lokal, tetapi lebih banyak mengangkat isu nasional untuk menyaingi koran nasional. "Secara substansi koran lokal bukan menganggap dirinya sebagai koran daerah, melainkan mengganggap sebagai koran nasional yang berada di daerah," ujarnya.
Harga kertas yang terus melonjak dan persaingan antarmedia massa yang ketat, katanya, masih menjadi ancaman buat surat kabar ke depan. Untuk itu, surat kabar harus lebih mengedepankan aspek kedalaman berita, isu lokal, dan harus memiliki karakter yang kuat untuk mampu bertahan.
Senada juga dikatakan Subagio Dwijosumono, Deputi Bidang Statistik Badan Pusat Statistik (BPS), yang menilai industri pers ke depan akan terus diminati dengan melihat beberapa aspek, yaitu jumlah daya beli masyarakat relatif meningkat dan jumlah masyarakat berpendidikan menengah ke atas terus meningkat, yang mengakibatkan pembaca media cetak ikut naik.
Selain itu, lanjut dia, kompetisi antarpenerbitan pers yang semakin kuat membuat perusahaan penerbitan meningkatkan kualitas medianya serta SDM yang bekerja di dunia pers semakin bermutu.
"Memang era digital dengan e-paper akan terus berkembang, tetapi dalam dua dekade ke depan belum akan menggeser minat masyarakat untuk membaca media cetak. Perkembangan media elektronik, terutama televisi juga tidak akan menggeser masyarakat untuk membaca," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar