14 Juli 2009

Perpindahan ke Media "Online" sebagai Inovasi

Jakarta, Kompas - Perpindahan surat kabar menjadi media online mestinya dilakukan bukan sebagai strategi jalan keluar dari ancaman kebangkrutan, melainkan harus dilihat sebagai inovasi atau terobosan bisnis. Dengan demikian, keberadaan surat kabar bisa tetap bertahan dengan penambahan pembaca lewat media online-nya.

"Tiap tahun media cetak diramalkan mati, terutama sekarang, oleh internet. Di Amerika Serikat memang sudah terjadi. Lalu mereka memakai media online sebagai exit strategy. Cara itu sangat berbeda dengan di Eropa yang memakai media online sebagai inovasi," kata Lukas Widjaja, Pemimpin Perusahaan PT Kompas Media Nusantara, yang berbicara dalam seminar Media Industry Review 2009 Belajar dari Kebangkrutan Koran-koran di Amerika Serikat dan Iklan Media Cetak Semester II 2009 yang dilaksanakan Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) Pusat di Jakarta, Selasa (14/7).

Dahlan Iskan, CEO Jawa Pos dan Ketua Umum SPS Pusat, mengatakan, adanya koran "mati" atau tutup sudah biasa terjadi. Sekitar 40 tahun lalu di AS tanpa internet, sekitar 40 persen surat kabar tutup.

"Perilaku manajemen surat kabar di Amerika itu yang tidak beres. Kebangkrutan yang terjadi di sejumlah koran AS itu secara teknis lebih karena keuangan," kata Dahlan.

Direktur Utama Mediatrac Andy Sjarif mengatakan optimistis surat kabar tidak mati. Namun, tetap perlu ditemukan terobosan untuk membuat usia surat kabar itu panjang dengan memanfaatkan media online. (ELN)

http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/15/03473367/perpindahan.ke.media.online.sebagai.inovasi

Tidak ada komentar: