19 Februari 2009

Erte MarihotKritik Sosial yang Menghibur

Menyelesaikan masalah tanpa anarki? Bisa kok. Belajarlah pada Pak RT Marihot

Kota megapolitan Jakarta tak melulu berisi gedung megah dan permukiman mewah. Di sela-sela kemegahan itu, banyak terselip perkampungan padat dengan segala kronika kehidupan manusianya.Ketidaknyamanan kerap kali membelit warga yang hidup dalam perkampungan seperti itu. Beruntung jika kampung itu punya ketua RT seperti Marihot. Sehebat apakah Marihot mengemban tugasnya sebagai ketua RT, bisa Anda saksikan lewat tontonan komedi berjudul Erte Marihot di layar TPI.

Diceritakan, berkat kepemimpinan Marihot, perkampungan padat itu menjadi sebuah tempat tinggal yang mampu memberi daya hidup warganya. Tapi ada satu masalah besar yang masih mengganjal warga, yakni tanah yang mereka tempati sesungguhnya bukan lahan milik mereka. Mereka tak pernah memegang sertifikat tanah yang mereka tinggali. Alhasil, warga selalu merasa resah dan curiga bila ada aparat atau berita di televisi yang memperlihatkan rencana penggusuran. Mereka takut digusur.

Untungnya, Marihot, sang ketua RT, selalu berupaya mengayomi dan mencari solusi yang pas buat warganya. Untungnya lagi, Marihot senantiasa melihat masalah sebagai sebuah komedi kehidupan yang harus diselesaikan tidak dengan kepala berkerut. Bagi dia, hidup tak ubahnya seperti panggung. Dan panggung itu adalah panggung komedi.Cerita seputar warga pimpinan Pak RT Marihot inilah yang menjadi suguhan utama komedi situasi yang mulai tayang di TPI pada Senin (16/2) dan seterusnya akan hadir setiap hari pukul 17.30 WIB. Tentu saja, cerita keseharian warga di kampung ini dibumbui kelucuan di sana-sini. Hadir karakter-karakter yang melengkapi keberagaman warga di RT ini. Karakter-karakter itu diperankan oleh Aji Yusman, Ari Anjat, Ray Soraya, Pramitha Putri, Jamal Bulat, Isa dan Menara Gading.

Marihot (Aji Yusman) diceritakan berasal dari Batak. Sebagai ketua RT, ia harus mampu mencairkan suasana 'panas' yang kerap muncul di kampungnya. Memang, Marihot kerap kerepotan dalam menjalankan tugasnya sebagai ketua RT. Tapi, warga setempat percaya bahwa Marihot selalu punya cara jitu menyelesaikan masalah mereka. Jadilah, Marihot sebagai ketua RT paling pusing di Jakarta.

Selain menjadi pejabat RT, Marihot juga office boy di sebuah kantor di kawasan perkantoran elite Jakarta. Di salah satu episode akan diperlihatkan betapa 'strategis' peran Marihot di kantor dan di lingkungannya. Selain Marihot, ada sosok Waginah, istri Marihot yang cantik dan mantan pelayan warteg. Ada pula sosok Karim yang bekerja sebagai tukang cukur dan istrinya, Sum. Tampil pula tokoh Samin (Ari Ajat), Otoy (Isa) dan Jupri (Jamal Bulat). Mereka inilah Hansip yang membantu Marihot dalam membereskan masalah warga.

Kehidupan masyarakat bawah
Erte Marihot merupakan cermin kehidupan masyarakat kelas bawah di Jakarta yang selalu khawatir pada penggusuran. Begitu dikatakan Theresia Ellasari, media relations secretary head TPI, Senin (16/2). ''Banyak sekali masalah hidup di Jakarta. Bagaimana RT Marihot mengatasi dan menyelesaikan problem yang tengah dihadapi warganya, itulah yang menjadi daya tarik seri komedi ini,'' tutur Ellasari.

Menurut dia, serumit apapun masalahnya ternyata bisa 'diurai' dengan baik oleh Marihot. Hebatnya, ia tidak menyelesaikan masalah dengan cara anarki seperti yang kerap kali terjadi. ''Selain itu, para pemainnya juga mampu memerankan karakternya dengan baik sehingga sitkom ini bisa memberi hiburan segar buat pemirsa.''

Hal senada dikatakan sutradara Erte Marihot, Bejo Sulaktono. Ia melihat, cerita dalam tayangan ini merupakan kritik sosial. ''Ibaratnya sitkom ini adalah sebuah miniatur negara yang dikemas dalam bentuk komedi,'' kata Bejo. ''Dalam sitkom ini ada pendidikan politik, ada kegiatan pemerintah serta mengangkat joke-joke yang bersifat verbal,'' pungkas Bejo.  rusdy nurdiansyah

http://www.republika.co.id/koran/43/32489/I_Erte_Marihot_I_Kritik_Sosial_yang_Menghibur

Tidak ada komentar: