25 Oktober 2009

KRONIK TELEVISI

Catatan Si Angel

TransTV menayangkan serial televisi baru, Angel's Diary, setiap Senin-Jumat mulai pertengahan Oktober ini. Dikisahkan, Angel yang semula tinggal di Sydney, Australia, pindah ke Indonesia dan tinggal bersama tante yang supercerewet dan sepupunya, Zoppy,
yang supernakal.

Di kampus, Angel berhadapan dengan Nadia dan Carol yang jahil. Dia juga bertemu Ryan yang playboy dan Satria. Catatan Angel mengenai pengalamannya bersentuhan dengan tokoh-tokoh berkarakter ekstrem itu menjadi dasar
dari cerita Angel's Diary.

Direktur Utama TransTV Wishnutama menegaskan bahwa Angel's Diary bukanlah sinetron. Alasannya, teknis pembuatan serial ini mengadopsi teknis pembuatan film. "Kalau sinetron itu cara mengambil gambarnya begitu-begitu saja," katanya .

Gambar-gambar yang tampil di serial ini memang lebih variatif dibandingkan sinetron pada umumnya. Dari sisi cerita, serial ini masih serba hitam-putih, yakni seputar konflik antara orang yang baik sekali dan orang yang jahat sekali. Karakter yang muncul juga khas sinetron. Ada orang yang cerewet sekali, nakal sekali, tabah sekali, dan jahil sekali. (BSW)

BCL dalam "BCL"

Bunga Citra Lestari atau BCL bermain dalam sinetron berjudul BCL, kependekan dari Bayu Cinta Luna. Sinetron ini tayang mulai pertengahan Oktober 2009 setiap hari.

Senior Manager Humas SCTV Budi Darmawan mengatakan, BCL semakin memperkuat jajaran sinetron di SCTV. Saat ini, SCTV telah memiliki dua sinetron andalan di jam tayang utama, yakni Cinta Fitri dan Terlanjur Sayang.

Cerita BCL tidak jauh-jauh dari urusan cinta yang dibalut dengan intrik dan konflik. Dikisahkan, Luna (BCL) bekerja di sebuah perusahaan. Namun, dia tidak betah karena bosnya sering bersikap kurang ajar. Sikap kurang ajar si bos membuat Luna dianggap bukan perempuan baik-baik. Luna pindah ke perusahaan lain. Di sana dia bertemu Bayu (Chico Jericho) dan Bimo (Fendy Chow). Bayu jatuh cinta pada Luna, namun Bimo berusaha mengingatkan Bayu bahwa Luna bukan perempuan baik-baik.

Seiring perjalanan waktu, Bimo sadar bahwa persepsinya tentang Luna selama ini salah. Setelah menyadari bahwa Luna perempuan baik-baik, Bimo pun jatuh cinta. Urusan makin rumit karena Bayu dan Bimo memperebutkan Luna. (BSW)

Pop-Dangdut TPI

Dulu dangdut, sekarang pop. Begitulah kira-kira wajah TPI dua bulan terakhir ini. Tayangan dangdut yang dulu melambungkan TPI sedikit demi sedikit menghilang. Posisi dangdut kemudian digantikan pop. "Kami sulit mengelak dari selera pasar yang senang dengan pop. Kalau tidak ikut bisa repot," ujar GM Programming TPI Endah Hari Utari, Kamis (22/10) di Studio 4 TPI.

Lagi pula, lanjut Endah, industri musik dangdut sedang lesu darah. "Bagaimana bisa mempertahankan dangdut di televisi kalau industrinya tidak jalan."

TPI tetap menyelipkan unsur dangdut pada musik pop yang mereka tayangkan. Ini hanya kebalikan dari sebelumnya di mana TPI memasukkan unsur pop pada dangdut. Pop rasa dangdut itu ada pada beberapa acara baru TPI. Salah satu di antaranya Starbuzz , acara kontes nyanyi lagu pop dengan cengkok dangdut. Pemain musik pendukung acara itu juga kerap memelesetkan nada pop ke dangdut.

Hingga Kamis, Starbuzz masih dalam proses rekaman untuk episode awal. Rencananya, acara ini tayang perdana pada 26 Oktober 2009 pukul 19.00.

Endah mengatakan, kendati TPI "berpaling" ke pop, target penonton TPI tidak berubah, yakni keluarga. Program andalan pun tetap sinetron komedi, musik, dan reality show . (BSW) 

Menelisik Sejarah

Peristiwa penting, apalagi yang sebagian atau seluruhnya masih terselubung misteri, tentu menarik untuk terus dibicarakan. Metro TV tampaknya paham benar soal itu.

Lewat sebuah program dokumenter Metro Files, Metro TV berusaha mengajak pemirsa untuk membuka lagi peristiwa lama yang penuh teka-teki, seperti usaha pembunuhan Presiden Soekarno tanggal 30 November 1957 di Jalan Cikini atau dikenal Peristiwa Cikini, Perang Puputan di Bali, dan peristiwa 30 September 1965.

Peristiwa lama itu dihadirkan lewat dokumentasi, wawancara saksi yang terlibat, analisis ahli sejarah, dan reka adegan. Tentu saja peristiwa itu hadir menurut versi sumber-sumber Metro Files.

Tengoklah kasus Peristiwa Cikini. Ada berbagai versi mengenai dalang di balik upaya pembunuhan tersebut. Ada yang menyebut militer, kelompok Islam garis keras, komunis, hingga Badan Pusat Intelijen Amerika (CIA).

Program ini cukup menarik terutama bagi pemirsa yang menyenangi sejarah. Apalagi Metro Files berusaha untuk menghadirkan sejarah bukan dalam versi tunggal.

Penggarapan program terkesan serius dengan durasi wawancara saksi yang cukup panjang untuk ukuran program televisi. Metro Files yang hadir setiap Minggu malam berusaha menghadirkan nuansa masa lalu dengan gambar-gambar berwarna hitam-putih, coklat, dan warna-warna gelap. (BSW)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/10/25/03184180/kronik.televisi

Tidak ada komentar: