09 Oktober 2009

"Inbox" Dihentikan di Kota Tangerang

Pengelola sebuah pusat perbelanjaan di Modern Land, Kota Tangerang (Banten), tak lagi menjadikan pusat perbelanjaan itu tempat penyelenggaraan acara musik layar kaca Inbox, yang sedianya diadakan di sana dari 28 September lalu hingga 11 Oktober mendatang. Langkah tersebut diambil oleh pengelola pusat perbelanjaan itu setelah ada teguran dari Wali Kota Tangerang, Wahidin Halim, Kamis (8/10).

Setiap pagi, pukul 08.00-09.30 WIB, sejak 28 September lalu Inbox digelar di Metropolis Town Square (Metos), Modern Land, Kota Tangerang. Tapi, di tengah jalan, Wali Kota Tangerang, Wahidin Halim, memberi teguran sesudah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke halaman parkir Metos ketika Inbox berlangsung di sana pada Kamis (8/10) pagi. 

Diterangkan oleh Public Relations Manager PT Lippo Karawaci Tbk, selaku pengelola Metos, Paulus Pandiangan, kepada Kompas, Kamis (8/10), ketika melakukan sidak itu Wahidin mendapati banyak pelajar berseragam SMP dan SMA sedang menonton acara yang diproduksi dan ditayangkan langsung oleh salah satu stasiun TV swasta nasional itu. Lanjut Paulus, betapa terkejut Wahidin mengetahui bahwa para siswa tersebut ternyata membolos dari kegiatan belajar di sekolah untuk menyaksikan acara itu.

Sebelumnya, Minggu lalu (4/10), Kepolisian Resor Metropolitan Tangerang Kota telah mengamankan 34 remaja yang diduga menjadi biang keributan ketika Inbox berlangsung. Terjadi kericuhan antarpenonton ketika acara musik yang dipandu oleh Gading Marten, Andhika Pratama, dan Ivan Gunawan tersebut berlangsung.

Ada sejumlah penonton yang melempar-lempar batu dan botol bekas air mineral, ketika The Virgin membawakan hit mereka Cinta Terlarang. Kamis (8/10), kejadian itu terulang lagi. Polisi mengamankan kita-kira 10 anak yang diduga memicu keributan sehingga menggangu acara itu.

"Penyelenggaraan pagelaran musik itu tidak ada manfaatnya bagi dunia pendidikan. Saya minta agar acara itu dihentikan karena telah memicu perkelahian antarpelajar," tegas Wahidin usai melakukan sidak.

Kepada pengelola Metos, Wahidin menegaskan pula agar jangan hanya mengedepankan segi komersial dalam mengadakan sebuah kegiatan. Sambung Wahidin, pengelola pusat perbelanjaan harus memikirkan nilai-nilai moral, khususnya bagi para pelajar.

Berkait dengan teguran itu, pengelola Metos menghentikan pemanfaatan Metos sebagai tempat penyelenggaraan Inbox sebelum 11 Oktober. "Kami menyesal dengan adanya ulah segelintir orang sehingga acara Inbox menjadi kacau. Kami mendukung langkah Wali Kota. Jadi, acara Inbox harus dihentikan. Mulai Jumat (9/10), acara itu tidak diteruskan," kata Paulus.

Menurut Paulus, Inbox diadakan di Metos untuk memberi hiburan bagi para pengunjung pusat perbelanjaan tersebut. (PIN/KOMPAS)

Ada 11 Komentar Untuk Artikel Ini. Posting komentar Anda
1 dari 3 Halaman Komentar | First Prev Next Last

hai penonton...gk usah ditonton tuh inbox, yg untung tuh artisnya, makin banyak duit masuk dikoceknya, kaliah jadi objek penderita aja

Posted by: nunuk | Jumat, 9 Oktober 2009 | 14:29 WIB

walikota ga mau susah aja cara menertibkan anak2 sekolah..dipikir lg donk. Inbox itu kan yang nonton bukan cuma anak sekolah aja, itu hiburan yang sangat Murah untuk semua kalangan.........

Posted by: heris | Jumat, 9 Oktober 2009 | 12:54 WIB

Artis pembawa acara di Indonesia gak ada yang mutu: omongannya gak berbobot, cuma menang teriak doang (penonton manaa suaranyaaa), banyolan fisik dan menjurus porno. Maka makin bodohlah kalian yang menontonnya !!! Boikot mereka !!!

Posted by: paman | Jumat, 9 Oktober 2009 | 10:41 WIB

sudah lama saya ngedumel stiap pagi liat acar tsb.orang siap mau kerja, sekolah ini malah hura2. apa ada missi tertentu melorotkan semangat bangsa dengan acara tsb...??Ga ada gunanya !!!

Posted by: hamas | Jumat, 9 Oktober 2009 | 10:17 WIB

Ah Pak walikota saja tidak mampu membereskan masalah, jadi mengambil langkah instan. Saya kira itu tidak bijak. karena soal bolos, ada "inbox" atau tidak ada bisa saja tetap bolos. Disdik, sekolah, Orang tua kalau perlu Satpol PP yang harus banak dilibatkan. Caranya, saya kira pak walikota sebagai pemimpin pasti lebih tahu.

Tidak ada komentar: