Kenaikan tertinggi dialami oleh surat kabar, diikuti televisi, serta majalah dan tabloid.
Secara keseluruhan media televisi masih menguasai kue iklan dengan pangsa pasar (market share ) 59 persen, walaupun pada semester I-2008 bisa mencapai 62 persen. Belanja iklan melalui koran dari Januari-Juni 2009 menguasai 37 persen atau naik dari periode yang sama tahun 2008 yang hanya mencapai 34 persen.
Penetrasi belanja iklan pada semester I-2009 itu dikemukakan Associate Director The Nielsen Company Indonesia Ika Jatmikasari di Jakarta, Kamis (16/7).
Ika mengatakan, kenaikan belanja iklan yang terjadi pada saat hiruk-pikuk pemilihan umum membuat iklan kategori pemerintahan dan politik mencapai nilai Rp 2,154 triliun. Tahun 2008, kategori ini hanya mencapai Rp 789 miliar.
Di televisi, iklan pemilihan presiden menempati urutan teratas, diikuti iklan telekomunikasi Axis, Three, dan XL. Adapun iklan di media cetak juga didominasi iklan kategori pemerintahan dan politik, disusul iklan kategori telekomunikasi, properti, media dan rumah produksi (production house), pelayanan, dan rumah sakit.
"Dari kategori pemerintahan dan politik, iklan surat kabar didominasi oleh Partai Golongan Karya sebesar Rp 174 miliar. Diikuti Honda Rp 93 miliar dan Partai Demokrat Rp 83 miliar," kata Ika.
Belanja iklan ini merupakan survey single source yang memberikan informasi mengenai konsumen dari perilaku terhadap media, produk, hingga gaya hidup.
Survei dilakukan dengan metode acak bertingkat. Total responden 14.000 orang yang tinggal di sembilan kota besar. Responden terdiri pria dan wanita usia 10 tahun ke atas.
"Belanja iklan ini berdasarkan gross rate card atau harga standar media massa. Harga tersebut tidak termasuk pemberian potongan harga atau diskon dan promo, serta iklan baris yang ditawarkan media," kata Ika. (OSA)
http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/17/04441331/semester.i-2009.mencapai.rp.2203.triliun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar