12 Februari 2011

Energi Kehidupan dari Tempat Tidur

Tubuh lumpuh bukan alasan bagi Pepenk (57) untuk terus menghibur. Dari tempat tidur, pria bernama lahir Ferrasta Soebardi ini tetap bersemangat menebarkan energi positif bagi pemirsa TV One lewat program Ketemu Pepenk.

Sejak pukul 09.00 pagi, Kamis (10/1), Pepenk mulai bersiap taping atau rekaman. Dia tergolek di tempat tidur dengan rambut putih tergerai. Seorang putranya memijat-mijat telapak kakinya. Baju rumah sakit yang dikenakannya mulai dicopot digantikan baju koko warna putih plus selendang merah dililit di leher. Sandaran tempat tidurnya mulai ditegakkan.

Dalam posisi duduk bersandar di tempat tidur yang modelnya seperti dipan rumah sakit, perias mulai mendandaninya. Rambutnya yang sebahu mulai diikat. Keringat di wajahnya diseka dengan kapas. Bedak disapukan di wajah dan tiba-tiba Pepenk tampak sehat. Gairah hidup terpancar lewat lontaran lelucon yang membuat seluruh kru terbahak-bahak.

Biasanya, taping gambar diambil di rumah Pepenk di Bumi Pusaka Cinere. Dua pekan terakhir ini, kamar pribadi Pepenk sengaja direnovasi oleh TV One. Sebagai gantinya, pengambilan gambar dipindah lokasi ke Apartemen Cilandak. Di tempat ini pula, Pepenk dan keluarganya bertempat tinggal hingga renovasi rumah usai.

Ruang tamu dan dapur apartemen berukuran 4 x 10 meter menjadi lokasi taping. Pepenk menjalankan tugasnya sebagai pemandu acara

Ketemu Pepenk dengan prima. Tak sekalipun pengambilan gambar diulang. "Saya sering terlongong-longong mendengar kesaksian dari tamu yang hadir," ujar Pepenk yang selalu menyapa tamu-tamunya dengan tawa.

Hingga jam makan siang tiba, Pepenk telah merekam dialog tiga segmen berbeda. Tamunya antara lain sekelompok grup nasyid Tionghoa "Lampion", warga Tionghoa yang menjadi koordinator pemulung di Bandung bernama David, serta pembatik Tionghoa dari Pekalongan yang juga penggiat pluralisme, William.

Satu dari lima personel Lampion, Mustofa, mengaku belum pernah menonton program Ketemu Pepenk. Tapi ia dan kelompoknya tertarik memenuhi undangan hadir dalam acara talkshow tersebut karena dinilai mampu menebarkan energi positif bagi pemirsa televisi.

Bangkit dari sakit

Mengusung tema perbedaan yang dikaitkan dengan hari raya Imlek, Pepenk melontarkan perenungan bahwa perbedaan seharusnya tidak menjadi alasan untuk bermusuhan. Di segmen lain dengan tema "Bangkit dari Ketakberdayaan", Pepenk menekankan bahwa hasil akhir tidak penting, yang paling mahal adalah sebuah proses. Ketika berbincang dengan pembalap gokart Irawan Soeparjo yang berjuang melawan penyakit kanker pankreas, Pepenk seolah berbicara pada dirinya sendiri bahwa rasa sakit harus diterima kendati tidak suka.

Menurut Pepenk, butuh nyali untuk tidak menolak, menangis, dan mengeluh yang justru akan menghancurkan hidup. Selain kebangkitan dari penyakit, tema lainnya yang diangkat dalam program tersebut, antara lain tema "Setia Bukan Pilihan, tapi Komitmen". Ada pula tema "Berbagi Tidak Berarti Mengurangi". Tokoh yang dihadirkan mayoritas adalah orang biasa dengan kontribusi luar biasa.

Uniknya, Pepenk masih bisa mengajak pemirsa televisi menertawakan penderitaan, sementara dirinya sendiri masih belum lepas dari penyakit multiple sclerosis yang menyerangnya sejak Maret 2005. "Kita jangan sampai jadi korban dari sebuah keadaan, tapi harus bertahan. Kita harus bisa kontrol kehidupan kita sendiri. Aku hanya enggak bisa jalan saja, bukan sakit!" ungkapnya.

Hidup dari menghibur

Kondisi fisiknya yang melemah menyebabkan keluarga Pepenk menetapkan beberapa syarat ketika Pepenk dipilih menjadi pengasuh program acara talkshow ini. Istri Pepenk, Utami (50), mengizinkan suaminya kembali tampil di televisi asalkan pengambilan gambar dilakukan dari atas tempat tidur. "Suami saya hidup dari menghibur. Ketika sakit, yang paling membuatnya sedih karena tidak bisa menghibur," tambah Utami.

Akibat lumpuh, Pepenk sempat vakum dari layar kaca selama enam tahun. Sejak awal Januari lalu, program Ketemu Pepenk mulai diluncurkan dan hingga kini sudah memasuki episode kelima. Produser Ketemu Pepenk dari Rumah Produksi Kolam Ikan Kreatif Communication, Iwan Kurniawan, mengaku sempat terkejut karena program televisi yang tayang setiap Sabtu pukul 22.00 di TV One tersebut ternyata sangat digemari.

Salah satu sponsor bahkan telah berkomitmen mendanai biaya produksi hingga 12 episode sekaligus. Program ini, menurut Iwan, terinspirasi dari perbincangan informal dari kunjungan-kunjungan ke rumah Pepenk. TV One kemudian membuka peluang untuk penayangan program yang ditujukan bukan untuk menjual orang sakit dan harus punya nilai inspiratif.

Dalam setiap segmen, Pepenk selalu menyapa penonton dengan panggilan sahabat. Suasana dialog pun semakin cair dengan lontaran lelucon ringan khas Madura. Pepenk berharap program yang diasuhnya itu bisa menjadi kendaraan bagi gerakan sosial.

"Fisik boleh rusak, tapi saya tidak mau jiwa juga rusak. Pilihan ada di tangan kita, jangan pernah berhenti sampai keajaiban itu datang," kata Pepenk. (WKM)

http://cetak.kompas.com/read/2011/02/13/04243361/energi.kehidupan.dari.tempat.tidur

Tidak ada komentar: