16 Maret 2010

Perayaan Nyepi; Pertama Kali Siaran Radio dan Televisi Dihentikan

Denpasar, Kompas - Tahun ini, untuk pertama kali, semua stasiun radio dan televisi, baik lokal maupun nasional, menghentikan siaran mereka di Bali berkenaan dengan pelaksanaan perayaan Nyepi Tahun Baru Saka 1932 di Pulau Bali, Selasa (16/3).

Ketua Komisi Penyiaran dan Informasi Daerah Bali Komang Suarsana, akhir pekan lalu, mengatakan, langkah itu mengakomodasi permintaan warga Bali sebagai bentuk penghormatan terhadap Nyepi, khususnya konsep amati lelanguan (larangan menikmati hiburan). Permintaan itu dipertegas dengan rekomendasi Gubernur Bali dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bali. Permintaan itu pun telah disampaikan kepada Menteri Komunikasi dan Informatika serta KPI Pusat di Jakarta.

Berhentinya aktivitas warga selama Nyepi di Bali telah ikut mengurangi emisi ataupun konsumsi bahan bakar minyak dan listrik.

Menurut aktivis kampanye World Silent Day, Gusti Ayu Fransiska Kusumadewi, selama Nyepi ini jumlah emisi karbon dioksida yang berkurang diperkirakan mencapai 20.000 ton, yang bersumber dari pelepasan karbon dari berbagai moda transportasi, seperti sepeda motor, mobil, dan pesawat terbang yang setiap hari melintasi Bali.

Adapun Humas PLN Distribusi Bali Agung Mastika menyatakan, pelaksanaan Nyepi di Bali mampu menghemat pemakaian listrik hingga Rp 5,5 miliar. Penghematan berasal dari berkurangnya pemakaian listrik sebesar 450 megawatt (MW). "Saat Nyepi, konsumsi listrik hanya sekitar 100 MW, antara lain oleh pihak hotel, rumah sakit, dan lembaga pemasyarakatan," kata Mastika.

Cuaca cerah mewarnai Nyepi tahun ini di Bali saat umat Hindu khidmat melaksanakan Nyepi, sementara umat agama lain menghormati pelaksanaan Catur Brata Penyepian dengan ikut menjaga larangan menghidupkan cahaya (amati geni), larangan bekerja (amati karya), larangan bepergian (amati lelungan), dan larangan menikmati hiburan (amati lelanguan).

Di Bekasi, Jawa Barat, sehari menjelang Nyepi, umat Hindu di Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi menggelar upacara penyucian alam Pecaruan Tawur Kesanga, Senin. Pecaruan Tawur Kesanga di Bekasi dilangsungkan secara sederhana. Umat mengikuti persembahyangan bersama di Pura Agung Tirta Bhuana Kota Bekasi, Senin siang. Upacara dipusatkan di halaman luar pura atau nista mandala, dan persembahyangan dipimpin pemangku/pendeta setempat.

Catur Brata Penyepian digelar setelah sehari sebelumnya umat Hindu menggelar ritual Tawur Agung Kesanga di Bali, dan sedikitnya 3.000 ogoh-ogoh diarak keliling masing-masing banjar di Bali. Di Denpasar arak-arakan ogoh-ogoh dipusatkan di sekitar Catur Muka, Lapangan Puputan, Badung. (BEN/COK) - http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/03/17/03394857/pertama.kali.siaran.radio.dan.televisi.dihentikan

Tidak ada komentar: