04 September 2009

Unsur Hiburan yang Tidak Mendidik Masih Dominan Pada Tayangan Ramadhan 1430/2009

Sample ImageJumat, 4 September 2009 I Antusiasme seluruh pengelola TV untuk menyambut, menyemarakkan, dan memberi warna bulan Ramadhan ini diapresiasi oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Namun, pada rapat hasil pemantauan terhadap tayangan acara televisi selama bulan Ramadhan kemarin di kantor pusat MUI, Jl. Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, MUI juga masih menemukan acara-acara  televisi yang tidak mendidik.

Pemantauan tayangan Ramadhan 2009 merupakan kerjasama antara Depkominfo, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan MUI. Hasil pemantauan menemukan 425 adegan tak layak seperti kekerasan, mistik dan cabul pada minggu pertama bulan Ramadhan 2009.

M. Said Budairy dari MUI memberi penghargaan kepada Metro TV, TVRI dan TVOne yang telah menayangkan tayangan Ramadhan yang lebih banyak bermuatan positif dan edukatif selain tiga stasiun TV tersebut juga ada SCTV dengan sinetron "Para Pencari Tuhan", O'Channel dengan "Kiamat Sudah Dekat"  dan Indosiar dengan sinetron "Anak Membawa Berkah dan "Amira" yang menurut MUI sudah cukup baik memberikan pesan moral pada saat Ramadhan.

Namun,  MUI juga masih menemukan beberapa program yang tidak relevan dengan spirit Ramadhan. "Spirit Ramadhan hanya diserap oleh sebagian program sekedar aspek simboliknya", kata M. Said Budairy. Menurut MUI, sebagian program masih mengedepankan hiburan lelucon yang disajikan dengan kata-kata kasar, makian, memperolok-olok, merendahkan, dan melecehkan.

Menurut M. Said Budairy program sahur yang menghibur tak perlu seronok dan penuh caci maki tetapi juga bisa menghibur sekaligus mendidik, menyentuh dan memberi inspirasi.

MUI berharap masukan dari MUI mendorong pengelola stasiun TV untuk dapat meningkatkan kualitas tayangan Ramadhan dan MUI menegaskan kalau kritik MUI bukan untuk membunuh industri TV tetapi sebagai bentuk kepedulian untuk membangun tumbuhnya media massa yang bermartabat dan bermanfaat.

Sample ImageFetty Fajriaty Miftach wakil ketua KPI prihatin ada acara sinetron yang menggunakan sentimen negatif yang ada di masyarakat terhadap negara tetangga, hal ini dikhawatirkan dapat memicu kemarahan massal di masyarakat terhadap negara tetangga. "Minggu pertama bulan Ramadhan ini, Masih banyak acara TV belum memberikan nuansa agamis," kata Fetty Fajriaty. Menurutnya, program hiburan yang tidak mendidik dan tidak memberikan info tentang agama masih dominan. KPI, Depkominfo dan MUI mengharapkan agar pengelola TV memberikan slot yang lebih besar untuk acara agama dan meningkatkan kualitasnya.

"Tayangan Ramadhan harus memenuhi kriteria edukasi, pemberdayaan masyarakat dan pencerahan sehingga dapat memperkuat basis nasionalisme," kata Freddy S. Tulung dari Depkominfo.

Pada kesempatan tersebut Ketua MUI Drs. H. Amidhan mengucapkan bela sungkawa terhadap korban gempa bumi di sebagian wilayah Jawa Barat dan menghimbau stasiun TV agar membuka rekening bantuan untuk para korban gempa. Red/AN http://www.kpi.go.id/

Tidak ada komentar: