08 Mei 2009

Tujuh Program Televisi Bermasalah

Rabu, 6 Mei 2009 - KPI menetapkan enam acara televisi bermasalah hasil pemantauan langsung bulan Februari 2009 dan satu acara tv bermasalah berdasarkan pengaduan masyarakat pada bulan Mei 2009. Acara-acara tersebut mengandung materi yang melanggar diantaranya adalah menampilkan adegan kekerasan fisik secara jelas dan intensif, adegan sensual, kata-kata makian dan vulgar, kata-kata yang melecehkan bentuk fisik dan suku tertentu. 

Siang tadi, Koordinator Bidang Isi Siaran KPI Pusat Yazirwan Uyun membacakan hasil Pemantauan Langsung KPI Pusat. Sedangkan mewakili tim Panelis, Dra. Nina Armando MSi, menjelaskan fokus analisis yang dilakukan pada bulan Februari tersebut adalah Sinetron Serial, Sinetron Lepas, Komedi Situasi (sitkom) dan Talkshow  dalam rentang jam tayang antara pukul 15.00-20.00 WIB.

Sebagai hasil dari analisis tersebut terdapat 3 program acara yang mendapatkan teguran pertama dari KPI diantaranya adalah Big Movies (Global TV) untuk film "Man of Wars" , "US Seal 2", "Air Marshall",  dan "Prophet",   Film Lepas Indosiar (FTV) dan Bukan Empat Mata (Trans 7). Selain itu terdapat 3 program yang mendapat himbauan dari KPI untuk memperbaiki materinya diantaranya adalah Bodo Amat Ah (TPI),  Lajang (ANTV) dan Cagur Naik Bajaj (ANTV). Dan satu lagi program acara televisi yang mendapatkan teguran berdasarkan pengaduan masyarakat pada bulan Mei adalah Dahsyat (RCTI).

Program-program tersebut dinilai melanggar Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran dan Pedoman Perilaku Penyiaran serta Standar Program Siaran (P3SPS).

Dalam kesempatan yang sama, Anggota tim Panelis lainnya yang juga Ketua Komnas Perlindungan  Anak, Seto Mulyadi, menjelaskan bahwa anak-anak sangat rentan terpengaruh hal-hal negatif oleh televisi karena mereka masih menerapkan perilaku modeling atau meniru. Dia juga mengharapkan kepada lembaga penyiaran untuk terus mengembangkan  kreatifitas tetapi  harus seiring dengan kecerdasan moral dan spiritual.

Sedangkan Ketua tim Panelis, Prof. Arief Rahman yang menyempatkan diri hadir sebagai narasumber mengatakan bahwa stasiun tv merupakan tulang punggung perbaikan bangsa.

Tujuan dari pemantauan langsung adalah mencari program-program televisi yang bermasalah, beliau menambahkan bahwa yang keliru dari program-program bermasalah  tersebut adalah konsep program yang kurang baik, proses pembuatan yang seadanya, dan teknis yang kurang mendukung. Namun, dia juga memberi semangat agar lembaga penyiaran untuk tetap berkarya dan membawa kebahagiaan kepada masyarakat, Negara dalam hal ini adalah pihak yang bertanggung jawab untuk mengatur secara adil karena nilai yang ada di masyarakat berbeda-beda. Red

Tidak ada komentar: