Ada John Pantau, Mata Kamera dan Snapshot. Semua berisi kritik sosial namun enak ditonton.
Siang itu di stasiun kereta Jakarta Kota. Beberapa pria tampak asyik merokok. Padahal, merokok di tempat umum seperti stasiun, merupakan hal terlarang. Melihat hal itu, John Pantau, dengan gaya khasnya yang kocak tapi berani, mendekat dan menegur si perokok. Bukannya malu, si perokok malah marah-marah. ''Banyak orang di sini juga merokok, tapi kok nggak ditegur,'' kata si perokok dengan mimik kesal.
Gertakan itu tak membuat John Pantau ciut nyali. Di bawah sorotan kamera, ia terus menguntit si perokok sambil minta komentar soal larangan merokok di stasiun. Gampang ditebak, si perokok pun naik pitam. ''Kalau nggak disorot kamera, ku tujah (tusuk) kau,'' teriak si perokok kepada John Pantau. Tak lama kemudian, si perokok benar-benar beraksi. Ia menghampiri John Pantau dan berusaha memukulnya. Untunglah, tinjunya meleset sehingga kepala John Pantau luput dari pukulan sarat emosi itu.
Kejadian nyata itu tersaji dalam program reality show John Pantau di layar Trans TV episode Ahad (22/2) lalu. Acara yang memuat kritik sosial ini dikemas sedemikian rupa sehingga menarik ditonton. Terkadang, penonton dibuat tersenyum melihat ulah para pelanggar peraturan yang tak mau mengakui kesalahannya. Ya, seperti perokok di stasiun Jakarta Kota itu. John Pantau yang hadir di Trans TV sejak 26 April 2008 itu kini tayang setiap Sabtu dan Ahad pukul 16.00 WIB.
Seperti dikatakan A Hadiansyah Lubis, head of marketing public relations Trans TV, John Pantau selalu hadir dengan hasil pantauannya dalam menangkap basah pelanggar aturan atau larangan. Tontonan ini, kata dia, bertema kritik sosial. ''Tayangan ini merupakan cerminan sosial masyarakat kita yang sulit diajak disiplin dan taat aturan,'' lanjut Hadiansyah tentang acara yang dipandu John Martin Tumbel selaku John Pantau.
Tak hanya merokok di tempat umum, masih banyak bentuk pelanggaran lain yang kerap dilakukan masyarakat kita. Sebut saja misalnya, bolos kerja, bolos sekolah, buang sampah sembarangan, parkir liar, pungli oleh aparat pemerintah dan penyalahgunaan trotoar.
Menurut Frans Ruffino, produser acara John Pantau , kehadiran sosok John Pantau sebagai host sangat penting. Sebab, ia harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada si pelanggar. Karena acara ini reality show , maka pertanyaan yang muncul pun spontanitas tapi tetap terarah.
''Nah, di sinilah kelucuan terjadi, saat si pelanggar ketangkap basah dan berusaha mengelak tapi akhirnya mengaku juga. Setelah itu, John Pantau akan menyambangi aparat berwenang yang membuat aturan. Dan akhirnya John Pantau akan mengomentari pelanggaran itu dengan gaya khasnya yang kocak,'' papar Frans.
Diminati
Sejauh ini, John Pantau cukup diminati pemirsa, dengan perolehan rating mencapai 1,8 poin dan share 15-18 persen.Selain John Pantau , acara sejenis juga disajikan TV One lewat Mata Kamera dan Metro TV yang menayangkan Snapshot .
Pada Mata Kamera , tampil seorang host yang berperan sebagai wartawan foto bernama Pongky. Lewat jepretan kameranya, ia merekam pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di masyarakat. '' Mata Kamera menyajikan fakta apa adanya, dan disajikan dengan santai oleh host yang unik dan berani,'' ungkap Choirulullah, produser Mata Kamera .
Mata Kamera yang hadir setiap Senin dan Rabu pukul 19.00 WIB juga mendapat respons yang baik dari pemirsa. Ini terbukti dari perolehan rating yang mencapai 2,7 poin dan share 9,4 persen. Anda penasaran dengan John Pantau , Mata Kamera dan Snapshot ? Silakan saja menonton, namun jangan coba-coba menjadi 'bintangnya'. Karena itu artinya, Anda telah tertangkap basah melakukan pelanggaran. Malu kan ditonton seluruh masyarakat Indonesia? Karena itu mulai sekarang, jagalah perilaku jika tak mau dirundung malu! - rusdy nurdiansyah
http://www.republika.co.id/koran/43/38193/Kritik_Sosial_Pun_Jadi_Hiburan
Ini Alasan MK Batalkan Status RSBI/SBI
11 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar