18 Maret 2009

Kritik Sosial Pun Jadi Hiburan

Ada John Pantau, Mata Kamera dan Snapshot. Semua berisi kritik sosial namun enak ditonton.

Siang itu di stasiun kereta Jakarta Kota. Beberapa pria tampak asyik merokok. Padahal, merokok di tempat umum seperti stasiun, merupakan hal terlarang. Melihat hal itu, John Pantau, dengan gaya khasnya yang kocak tapi berani, mendekat dan menegur si perokok. Bukannya malu, si perokok malah marah-marah. ''Banyak orang di sini juga merokok, tapi kok nggak ditegur,'' kata si perokok dengan mimik kesal. 

Gertakan itu tak membuat John Pantau ciut nyali. Di bawah sorotan kamera, ia terus menguntit si perokok sambil minta komentar soal larangan merokok di stasiun. Gampang ditebak, si perokok pun naik pitam. ''Kalau  nggak disorot kamera, ku  tujah (tusuk) kau,'' teriak si perokok kepada John Pantau. Tak lama kemudian, si perokok benar-benar beraksi. Ia menghampiri John Pantau dan berusaha memukulnya. Untunglah, tinjunya meleset sehingga kepala John Pantau luput dari pukulan sarat emosi itu.

Kejadian nyata itu tersaji dalam program  reality show John Pantau di layar  Trans TV episode Ahad (22/2) lalu. Acara yang memuat kritik sosial ini dikemas sedemikian rupa sehingga menarik ditonton. Terkadang, penonton dibuat tersenyum melihat ulah para pelanggar peraturan yang tak mau mengakui kesalahannya. Ya, seperti perokok di stasiun Jakarta Kota itu.  John Pantau yang hadir di  Trans TV sejak 26 April 2008 itu kini tayang setiap Sabtu dan Ahad pukul 16.00 WIB.

Seperti dikatakan A Hadiansyah Lubis,  head of marketing public relations Trans TVJohn Pantau selalu hadir dengan hasil pantauannya dalam menangkap basah pelanggar aturan atau larangan. Tontonan ini, kata dia, bertema kritik sosial. ''Tayangan ini merupakan cerminan sosial masyarakat kita yang sulit diajak disiplin dan taat aturan,'' lanjut Hadiansyah tentang acara yang dipandu John Martin Tumbel selaku John Pantau.

Tak hanya merokok di tempat umum, masih banyak bentuk pelanggaran lain yang kerap dilakukan masyarakat kita. Sebut saja misalnya, bolos kerja, bolos sekolah, buang sampah sembarangan, parkir liar, pungli oleh aparat pemerintah dan penyalahgunaan trotoar.

Menurut Frans Ruffino, produser acara  John Pantau , kehadiran sosok John Pantau sebagai  host sangat penting. Sebab, ia harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada si pelanggar. Karena acara ini  reality show , maka pertanyaan yang muncul pun spontanitas tapi tetap terarah.

''Nah, di sinilah kelucuan terjadi, saat si pelanggar  ketangkap basah dan berusaha mengelak tapi akhirnya mengaku juga. Setelah itu, John Pantau akan menyambangi aparat berwenang yang membuat aturan. Dan akhirnya John Pantau akan mengomentari pelanggaran itu dengan gaya khasnya yang kocak,'' papar Frans.

Diminati
Sejauh ini,  John Pantau cukup diminati pemirsa, dengan perolehan  rating mencapai 1,8 poin dan  share 15-18 persen.Selain  John Pantau , acara sejenis juga disajikan  TV One lewat  Mata Kamera dan  Metro TV yang menayangkan  Snapshot .

Pada  Mata Kamera , tampil seorang  host yang berperan sebagai wartawan foto bernama Pongky. Lewat jepretan kameranya, ia merekam pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di masyarakat. '' Mata Kamera menyajikan fakta apa adanya, dan disajikan dengan santai oleh  host yang unik dan berani,'' ungkap Choirulullah, produser  Mata Kamera .

Mata Kamera yang hadir setiap Senin dan Rabu pukul 19.00 WIB juga mendapat respons yang baik dari pemirsa. Ini terbukti dari perolehan  rating yang mencapai 2,7 poin dan  share 9,4 persen.  Anda penasaran dengan  John PantauMata Kamera dan  Snapshot ? Silakan saja menonton, namun jangan coba-coba menjadi 'bintangnya'. Karena itu artinya, Anda telah tertangkap basah melakukan pelanggaran. Malu  kan ditonton seluruh masyarakat Indonesia? Karena itu mulai sekarang, jagalah perilaku jika tak mau dirundung malu! -  rusdy nurdiansyah

http://www.republika.co.id/koran/43/38193/Kritik_Sosial_Pun_Jadi_Hiburan

Tidak ada komentar: